Selasa, 29 Maret 2011

RAHASIA ISTIGHFAR

(Pengalaman pribadi)

Dalam menjalani hidup ini, manusia memiliki banyak permasalahan. Dan hal itu bisa berkaitan dengan urusan harta, cuaca, keturunan, pertanian, perikanan, kelautan, perjalanan-nasib, dll.

Lalu apa hubungan semua itu dengan istigfar?.. tentu ada, karena Allah memberikan sesuatu, pasti karena ada alasan baik yang berada dibalik permasalahan itu.. bukan karena suatu kebetulan atau asal asalan..
Sebagai orang muslim yang taat, aktivitas Anda pastinya selalu diliputi oleh dzikir Istigfar tiap harinya.. berhubung para pelaku dzikir jarang faham apa makna yang diucapkan atau yang terjadi dengan aktivitas hatinya, maka penulis minta izin untuk bercerita pengalaman pribadi terkait rahasia istighfar..

Untuk itu mari dimulai dari Surat Nuh Juz 29 Ayat 10-14:
10).    Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,
11).    Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
12).    Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
13).    Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?
14).    Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian
Lalu fokus dari tulisan ini diarahkan kemana?
Maksud dari tulisan ini sebenarnya hanyalah menambahkan pengetahuan kepada para Muslimin, bahwa dengan mengamalkan “Istigfar” dengan memahami makna yang sesungguhnya, maka seorang muslim “akan memiliki keyakinan yang berakar sangat dalam pada hatinya terkait rangkaian-makna dan segala sesuatu yang tersingkap dalam lembaran istigfar pada hati setiap muslim”. Apalah arti suatu amalan jika tidak bisa larut dalam hati dan Ruh.. bukankah itu hanya amalan mulut belaka?..
Padahal Nabi Saw. menyatakan ”Bahwa Allah tidak akan memandang kepada jasad manusia, tidak pula memandang Hartanya, tidak pula memandang amal manusia, melainkan hanya memandang hati manusia”.  

Berarti, dalam menjalani dzikir manusia hanya memerlukan gerak_hatinya, meskipun kadang lisan berguna untuk menuntun amalan hati. Dan ketika seorang muslin telah memahami makna yang sedalam-dalamnya amalan hati dengan Istighfar ini, maka segala sesuatu yang berkaitan dengan Ayat yang tertera diatas, berarti tiba masanya mereka akan menemukan, bahwa keyakinan hatinya akan berbuah kenyataan.. (inilah yang saya alami.. )

Beberapa masa yang lalu, ketika penulis masih umur 19 belasan, pernah suatu ketika silaturrohim ketempat Adik sepupu,.. setelah basa-basi ala akrabnya orang kampung, tanpa sadar Adik sepupu ini berkeluh kesah terkait kondisi istrinya yang telah 4 kali mengalami keguguran, padahal yang didambakan dalam rumah tangganya adalah lahirnya seorang anak yang bisa menghibur keduanya, lantaran bagi mereka jalan rizki dan karir bukan masalah..

Karena kebetulan didekat kami bercerita ada Alqur`an terjemahan, maka segera mengambilnya dan mencari Ayat yang dimaksud..
Dengan menunjukkan dalil qur`ani dan menjelaskan sedetil-detilnya maksud yang terkandung maka, dengan memberi penegasan makna “bahwa dengan keyakinan yang teguh dan mengamalkan Istigfar yang meresap dalam hati, maka pasti terkabul apa yang diinginkan”.. demikianlah penulis mengatakan hal itu tanpa tendensi apapun..
Dan untuk memberi support bahwa yang saya katakan benar adanya, maka Adik sepupu ini saya sarankan berkonsultasi terkait apa-apa yang saya sampaikan kepada kakek kami yang berada di desa..

Rupanya kakek kami juga sudah tahu dengan tukar pendapat diantara kami, setelah Adik sepupu sampai didesa dan mencari kebenaran dari apa-apa yang saya sampaikan, maka dengan wajah serius kakek kami menyatakan bahwa “ Dirimu memang dungu,.. tidak bisa menangkap makna dari suatu kebenaran yang datang dari Alqur`an..” pada saat itu penulis memang tidak menyaksikan, tetapi Adik sepeupu yang lain kebetulan diajak sowan ke kepuhbeluk, Pucang Anom, Kebonsari Madiun, yang memang berada diperkampungan..

Satu tahun setelah itu, tanpa sengaja saya ketemu dengan si Adik sepupu ini, meskipun Adik ia lebih tua beberapa tahun.. dan tanpa saya duga ia menyatakan rasa terimakasih telah membukakan kesadaran pentingnya memahami rahasia Istigfar.. dan sekarang telah diberi Momongan yang saat itu telah berumu sekita 90 hari..
-------
Beberapa masa berikutnya,.. penulis juga diajak konsultasi oleh adik sepupu dari ayah, dan setelah menyimak alur ceritanya kurang lebih yang diharapkan sama.. “Momongan”, den dengan segenap bahasa yang penulis mampu, maka siadik sepupu ini saya yakinkan hatinya.. karena kebetulan Adik sepupu ini seorang Hafidz Qur`an, jadi pola penjelasannya lebih simple..
Berhubung setelah itu penulis merantau selama 10 tahun, maka tidak tersambung komunikasi, dan setelah sempat menjenguk kampung si adik yang Hafidzoh ini menyampaikan ungkapan terimakasih, karena sempat diyakinkan mengenai arti penting mengamalkan Istigfar yang didasari oleh gerak hati.. “bukan amalan lisan semata”..


( Semoga ini menjadi inspirasi bagi anda yang sedang berharap akan hadirnya putra putri anda.. Atau yang bermasalah terkait rizki, karir, dan usaha lain-lainnya “yang anda perlukan adalah keyakinan dalam istigfar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar