Tampilkan postingan dengan label Ilmunya Manusia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ilmunya Manusia. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 April 2011

Kerikil adalah Uang

( Disajikan Oleh: Afif Asyhari)
Walau hanya Kerikil,..
Selama ini bila anda makan nasi kemudian juga anda mengunyah kerikil, tentunya anda tidak begitu nyaman, begitu juga bila dijalan anda menyandung kerikil sebesar semangka tentunya anda kesakitan.. Pada lain tempat bila mobil yang anda kendarai sedang macet dan perlu ganjal ban, tentunya anda juga mencari kerikil yang cukup besar agar ban mobil itu tidak bergerak.. “saat ini kerikil sedang menjalankan peran”..
-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-
Suatu masa, ketika awal krisis ekonomi sedang mengganas, dan sumber pendapan sulit dicari,.. Banyak warga didusun tempat kelahiran Shomad setiap pagi dan sore pada turun ke sungai untuk mengumpulkan kerikil dengan berbagai ukuran, dari yang sebesar jempol sampai sebesar meja, semua kerikil itupun sudah diantri para suplayer sebuah Developer, ternyata kerikil besar dan kecil bagi orang lain sangat bermanfaat, dan saat ini para Warga menyadari ternyata para kerikil yang ditumpuk di stockpile itu saat ini telah berubah menjadi bangunan megah, menjelma menjadi jembatan, menjadi monumen, dll.. “lagi-lagi Sang kerikil saat ini menjalankan episodenya sebagai lakon dalam pentas yang pantas”..
-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-
Suatu kejadian tragis terjadi pada waktu bersamaan, tidak jauh letaknya dari dusun pengumpul kerikil tersebut,.. Ketika target pengumpulan kerikil mengharuskan stockpile harus ready stock,.. Para pengumpul kerikil itu sedang asyik dan giat meruntuhkan dinding kerikil diatas sungai,.. Dari kegiatan itu menghasilkan lubang dan lorong sebagai jalan untuk mengangkut kerikil,.. Sebuah exploitasi yang membidik target.. Sebuah keaadan yang disebut memaksa alam untuk di tumbalkan,.. Begitulah, ketika suatu pagi yang cerah dan embun-embun sedang menguap karena indahnya ultraviolet (sinar matahari) sedang merayap dan air keruh sungai akibat hujan semalam turut merayap.. Serombongan pemburu kerikil telah ber-aksi dengan kuat dan garang sebagai reaksi telah sarapan pagi,… palu hammar mulai mengalun dengan garang dan melarutkan kewaspadaan para pekerja ketika detik-detik itu terjadi… brrgeddgkk bummm… pilar, dinding dan terowongan yang sesak oleh pekerja itu runtuh.. Sontak Para Pekerja lari mencari celah dan jalan tembus untuk pertahankan selembar nyawa Mereka… berita pun tersiar bagai deret hitung dari dua orang menjadi empat orang mendengarkan, sejurus kemudian 128 orang telah memadati tempat itu demi menolong para rekan mereka,.. “ternyata saat ini kerikil telah memperdaya Manusia,.. Ternyata selama ini kerikil terlihat sebagai uang melimpah..”.
-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-
Ketika berita itu diliput oleh Harian Kota yang terkenal, Pak Salman yang kebetulan asalnya berdekatan dengan Kampung itu turut asyik merenungi kejadian tempo kemarin,.. Saking asyik dan larut perhatiannya membaca.. Ia tidak melihat ada tumpukan kerikil dipinggir jalan, sontak saja sepatunya tenggelam dalam dalam kerumunan kerikil,.. Setelah saat itu berlalu hingga Pak Salman sampai dikantor, ia baru merasakan kakinya pada lecet karena beberapa personil kerikil telah larut dalam kaos-kaki sepatunya.. Dan kini ada empat personil kerikil yang tertawa ketika Pak Salman mengamat-amatinya… “dasar kerikil tak tau diri.. Gerutu Pak Salman”..
-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-
Pada saat bersamaan Pak Salman mendengar teman-teman sekerjanya pada menggerutu,.. Setelah tanya-bertanya semua itu berawal karena jaringan L.A.N. diarea kerjanya tidak bisa bekerja dengan layak.. Seorang teman nyeletuk dengan ungkapan “ sepertinya di internet juga ada kerikil thoo”… ternyata ocehan kawan itu mampu mencairkan suasan kantor yang tadinya hening, kini terdengan tawa para rekan kerja.. “tapi jangan lupa kerikil juga bisa jadi uang” sambut yang lain.. Ternyata celetuk seorang rekan tadi mampu memberikan Intuisi bagi Pak Salman, sesuatu yang dialami dan yang ia perhatikan. Untuk menjaring lebih dalam idenya dan dengan bantuan mesin pencari di Pc-nya ia ketikkan keyword “kerikil dan uang” beberapa detik kemudian didesktopnya muncul puluhan informasi terkait sumber uang di internet.. Mulai dari Affiliasi Marketing, P.P.C. Viral Marketing dll,.. Deretan informasi itupun dibacanya pelan-pelan, ia cermati satu-persatu dan beberapa alamat penting ia simpan dalam versi halaman Mozilla Firefox dan sering juga Beliau download file extensi *.Pdf. Hari-hari berikutnya, saat istirahat ia manfaatkan untuk lebih intens mencari informasi seputar Harta Karun di internet dan ia belajar lebih banyak lagi informasi-informasi itu untuk persiapan dan langkah-langkah untuk memulai menguak harta karun di-internet. Untuk langkah safety Pak Salman juga mengumpuklan informasi itu dalam burning CD, ada yang di *.Zip, *.Rar, bahkan *.Iso. Waktu istirahat Pak Salman kini benar-benar instens dan efektif.. Ia juga sering membaca, memahmi dan mencermati beberapa karya hebat, seperti yang di tulis oleh Yaro Starak >> http://entrepreneurs-journey.com/ dan di terjemahkan oleh Bang Firdaus >> http://blog.firdaus.info/, file eletronik dengan extensi pdf yang tebalnya 51 halaman itu. Seorang Salman, kadang-kadang juga di hinggapi intuisi aneh, sampai ia pernah mempertanyakan pada dirinya sendiri “ada berapa jutakah orang yang menyadari kegilaan seperti dirinya?” Pertanyaan dirinya belum ditemukan jawabannya sampai ia menemukan sebuah pernyataan yang menyatakan “kegilaan dan kejeniusan menghasilkan kesuksesan” yang didapat dari artikel. Hal yang sering di lakukan Salman belakangan ini adalah kembali mengunjungi website dan weblog (blogger) yang mampu menyampaikan tulisan dan intuisi bagus, dan tulisannya diulas dengan rapi. Salman suka dengan dengan artikel bagus, rapi, dan detail.
-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-
Ternyata kini semua telah disadari bahwa sesuatu yang besar pasti bermula dari sesuatu yang kecil, gedung mewah berasal dari bahan baku krikil yang kecil, semen yang lebih kecil dan pasir yang juga kecil. Weblog juga demikian, kehebatan sebuah weblog bermula dari script abc-z 0-9, titik, koma dll. Jadi bukan perkara yang mengada-ada kalau artikel ini bermula dari kata Kerikil Vs Uang. 
( Semoga Bermanfaat..)

Selasa, 29 Maret 2011

Dimana ada air disitu ada ikan

(Hakekat  Tulus dan Sederhana Pemilik Drajat Haqqul Yakin)
Pada era keemasan Demak Bintoro, Raden Syahid selalu mengunjungi wilayah wilayah yang jauh dari keramaian kota, beliau sangat merasa nyaman jika kawasan da’wahnya berada pada kalangan masyarakat yang benar benar awam, dan belum tersentuh ajaran islam, tujuannya adalah agar kelak masyarakat tersebut mau belajar agama islam dengan pondasi yang kuat sehingga faham dan yakin dengan sesungguhnya seluk beluk Iman, Islam, dan berbuah Ihsan, dan begitulah Raden Syahid sangat suka berda’wah dengan pendekatan budaya masyarakat melalu seni gamelan, musik dan wayang, sebagai wadah dan cermin kehidupan kala itu, hingga dengan sendirinya masyarakat merasa disitulah mereka terpanggil dalam suasana akrab.
Masa berikutnya, ketika Raden Syahid dimintai fatwa saat seorang anak baru lahir, Raden Syahid dengan senang hati menghadiahkan nama pada anak ini dengan sebutan Syaikh Aroddin, tapi karena lidah masyarakat Jawa saat itu masih kaku, maka terucap naman itu menjadi “Saridin” pada saat penamaan oleh Raden Syahid waktu itu, terlihat oleh Raden Syahid bahwa dalam diri Saridinada sifat sifat mulia dan harapannya adalah kelak Saridindewasa memiliki sifat sifat mulia itu dan menjadikan ia figur yang diteladani.
Waktu tanpa terasa berganti begitu cepat, Saridin kecil kala itu kini telah beranjak dewasa setelah bertahun tahun ikut belajar bersama kehidupan Raden Syahid, dan keyakinan Raden Syahid tidak bergeser, bahwa pada diri Saridinmemang ada sifat sifat mulia yang layak untuk disempurnakan, karena Raden Syahid yakin akan kondisi ini, maka untuk melihat kesabaran dan kepatuhannya, Saridindiminta Uzlah dan kholwat dengan hanya dibekali sebutir kelapa dan ditunjukkan dimana ia memulai, setelah tiba ditempatnya maka Saridinpun segera bermunajat kepada Allah agar proses pendidikan dirinya melalu “LaduniNya Allah “ berhasil..
“Byurrr”… sejurus kemudian Saridin telah berada dalam air laut dan ditemani oleh sebutir kelapa, itulah masa masa Saridinmenikmati rasa haru dan rindu HadirNya Allah dalam hatinya, waktu terasa cepat bagi Saridin, setelah setiap saat dirinya berada dalam bimbingan Laduni TuhanNya Allah.
Sejurus kemudian Saridinmendengar suara seseorang yang begitu akrab dalam ingatan dan telinganya, “Din, Diin, Anggonmu Kholwat wis cukup Nak, wis ndang ngadeko..” setelah mencari disekelilingnya ternyata Kanjeng Sunan Kalijaga telah menyentuh pundaknya, serta merta dipeluk dan didekap Gurunya yang tak lain adalah Raden Syahid..
Setelah segala sesuatunya menjadi bersih, lumut lumut ditubuhnya bersih dan badannya telah segar layaknya sedia kala, maka Kanjeng Sunan menyampaikan “ Saridin, saat ini dinegeri Rum ada huru hara, dan engkau kumohon secepatnya tiba disana untuk masalah itu”.. imbuh Kanjeng Sunan “Embuh piye caramu teko neng nge_Rum, seliramu iber yoo oleh, moksa yoo oleh, aku Ridho karo penggaweanmu” serta merta Saridin Sungkem Ta’dzim kepada Gurunya, dengan ungkapan “Sami’naa Wa atho’na” Saridinlangsung mundur tiga langkah dari haribaan Gurunya dan sesaat kemudian hilang dari tempat ia berdiri..
Inilah bagian dari perjalanan hidup Saridin, murid yang Iklash dengan sabda Sang Guru, tidak Curiga, tidak membantah dan semuannya dilalui dengan Husnuddzon, karenanya sang Guru rela memberikan Ilmu apa saja yang cocok untuk Ruhnya..
Beberapa masa setelah kejadian dan pengalamannya di Negeri Rum (Bekas Romawi Timur / Istambul Turki, Asal mula Nasab Para Wali tanah Jawa, dan juga Kerabat Sultan Turki juga berada di Hadramaut) Saridinkini telah berada di kampung halaman yang penuh kenangan, sungkem dihadapan Ibu_Bapak..
Dan pagi berikutnya berada di kedokan sawah yang telah mulai semi padinya, sambil cabut rumput sana dan sini… sejurus berikutnya Ibu Bapak dan Kanjeng Sunan telah berada didekatnya sambil menyanyikan “ Lir ilir, Lir ilir, tandure wis semilir tak ijo royo royo tak sengguh pengantin Anyar” seketika ia menoleh karena suara suara itu begitu akrab ditelinganya,.. rasa bingung dan haru melihat Ketiganya hadir bersamaan, ketika Saridin hendak bangun dan sungkem pada Gurunya, Dirinya kebingungan karena masih memegang rumput dan jari jarinya masih berlumpur,.. Tapi Kanjeng Sunan Maklum dengan kondisi itu..
“Maaf Kanjeng Sunan” selama di Rum saya tidak menemukan persawahan yang ada padinya, yang saya temukan kebun kapas, domba, gandum dan sejenis itu, jadi melihat padinya Simbok saya gak sabaran apalagi padinya “Wis semilir”, sambil senyum Kanjeng Sunan menyambuti.. “wis rapopo Din”, tapi 3 hari setelah besok dirimu sudah tiba waktunya datang ke Kudusuntuk belajar lagi kepada Kanjeng Sunan Kudus, “Tanpa Pikir Panjang diiyakan Dawuh Sang Guru”, tapi Kanjeng.. nanti Simbok dan Bopo belum panen saat saya mulai berangkat ke Kudus, sambut kanjeng “ Yo ra opo opo tho, Ndang Dzikir neng Ngarso Gusti Allah,.. setelah persawahan itu sepi dan para petani telah istirahat pulang, Dzikir yang dimulai Saridin meyebabkan aura han hawa ditempat itu tersinerginakan sehingga fermentasi tanah dan unsur hara mempercepat proses tumbuhnya padi dan terjadi penuaan secara pelan pelan, Masyarakat petani tidak sadar akan kejadian itu karena mereka telah capek setelah kerja seharian.
Ketika subuh telah usai Saridinmeyampaikan pada para Jamaah Subuh itu bahwa “padi yang mereka tanam telah siap dipanen” mendengan hal itu mereka terheran heran dan segera meyakinkan diri dengan melihat kepematang sawah, setelah berduyun duyun mereka baru yakin tentang kenyataan itu, sesaat kemudian untuk tanda syukur mereka “Sujud syukur dipematang tempat mereka berada”..
Sore berikutnya Saridindibantu dengan Sahabat masa kecilnya selesai memanen padi itu dan setelah selesai mereka pada berkumpul untuk menikmati hidangan nasi udhuk sebagai tanda bersyukur. Begitulah setelah aktifitas hari itu selesai dan Saridinmenanti Pagi menjelang untuk menunggu tiba Subuh dan segera sungkem pada Simbok_Bopo..
Sesaat berikutnya Saridintelah berada di hutan perbatasan antara Demak Bintoro dan Kadipaten Kudus, ketika ketemu sungai kecil dan jernih Saridinmenggelar Sajadah dan sejenak ber_Dhuha sambil melepas penat, ketika acara itu selesai “ Kanjeng Sunan telah menunggunya untuk memberi batasan proses kesantrian yang akan ia jalani, meskipun dengan bahsa Isyarat bagi Saridin itu telah memperjelas Visinya selama jadi santri di tempat Sunan Kudus”
Setibanya di kawasan Kudus Saridin telah mengganti dandannya sedemikian rupa hingga mirip dengan pemuda dusun, sehingga aura “Sayyid” pada dirinya tidak nampak, “ bersamaan itu didalam ruang Kholwat, Kanjeng Sunan Kudus telah menanti tamu dihari ini dengan tenang sambil berdzikir.. sejurus kemudian pintu itu telah terketuk dan Kanjeng Sunan menjawab salam pemuda dusun ini, setelah bercerita sana sini, maka kanjeng Sunan menunjukkan Saridin tempat dimana ia bisa berkumpul bersama Santri lainnya,. Setelah bertanya sana sini kepada senior Santri, Saridin dusun ini faham tata aturan di pesantren ini..
Sore berikutnya, semua santri punya aktivitas “Ngangsu” yaitu kegiatan mengisi tempat air wudhu untu para jamaah di Masjid Kudus, saat ngangsu rupanya Saridin tidak kebagian timba, setelah tanya sana sini Saridin hanya kebagian “keranjang moto_ero” yaitu keranjang dengan lubang besar besar yang biasanya untuk ngangkut rumput, “yah apa boleh buat gumam saridin”, kalau nggak bawa alat nanti aku dimarahi, kalau bawa keranjang ini juga aku diketawain,  Yaa sudahlah aku punya “Bismillah” dalam hatiku..
Sejurus setelah itu Saridin mengambil air dengan keranjang di tangan kanannya dan dibawa ke tempat penampungan.. melihat gelagat seperti ini Santri senior Kanjeng Sunan Kudus melapor pada Ki Sunan, “Sunan Kudus yang juga tahu dengan keadaan ini juga mengangguk angguk” dan menambhakan kata kata yang didengar santri senior “Lebih disyukuri jika setiap air dikeranjangnya ada ikannya”, dan karena beda redaksi penyampaian maka Santri senior mengurangi kalimat dari Kanjeng Sunan, dan kata itu diucapkan kepada Saridin“ Kanjeng Sunan menyampaikan kepadamu bahwa Setiap air ada ikannya” entah bagaimana caranya kamu mengartikan.. Saridin Mengangguk angguk karena Faham Hal ini, “berarti ini sudah ada keterkaitan dengan Hakekat Ma’rifatullah” gumam Saridin.. “baiklah” hanya kata itulah yang dikatakan Saridin kepada teman Seniornya..
Beberapa waktu berikutnya Saridin telah larut dalam suasana belajar, Ilmu Fikih, Semantiq, Nahwu Shorof dll. Pada suatu ketika saat Kanjeng Sunan minta ditemani Saridin, sang Sunan melewati sungai dengan air yang jernih hingga ikan ikan kelihatan dengan jelas, berhubung hanya mereka berdua dari bangsa manusia yang sedang bercakap cakap, maka Kanjeng Sunan mengisyaratkan kata katanya dalam Ilmu Hakekat, dengan isyarat “Dimana ada Air, Disitu ada ikan” Kanjeng Sunan mengulanginya 3 kali, mendengar pengulangan itu SaridinYakin bahwa kalimat yang terulang itu pasti kalimat yang sarat makna, meskipun saat berucap itu Kanjeng Sunan sambil mondar_mandir melihat ikan disungai yang jernih..
Karena ingin meyakinkan pendapatnya tentang “Dimana ada Air, Disitu ada ikan” maka ia merenungi pesan Gurunya Kanjeng Sunan Kalijaga semasa ia Wusul dalam keadaan Kholwat dulu.., saat melamun itulah Ruh Saridin bersambung dengan Ruh Kanjeng Sunan Kalijaga, sejurus berikutnya suara sayup sayup menyapanya,.. “ono opo Saridin, kok nglamun Nak”.. ketika sadar  dengan keadaan ini, ia mengatakan “ini guru terkait yang saya bathinkan sehingga Kanjeng Sunan Datang”, kira kira apa Arti sesungguhnya? “ Kanjeng Sunan dengan singkat menyampaikan “Ilmu itu telah kamu kuasai saat engkau Kholwat di laut ditemani sebutir kelapa” sehingga dengan keyakinan yang kau capai, kata katmu bisa terbukti.. yang penting kamu tahu batasannya.. “inggih kanjeng Sunan, sambil sungkem Ta’dzim” yang setelah itu Kanjeng Sunanpun berlalu bersama angin..
Setelah sadar dengan keadaannya , Saridin tanpa terasa bergumam “untunglah aku dulu menuruti kanjeng Sunan untuk mendalami Suluk Thoriqot sehingga kini aku dapat mencicipi Khazanah ilmu LaduniNya Robbul Jalil yang begitu ni’mat dan tak ada bahasa apapun yang mampu menuliskannya..
Waktu waktu berikutnya, kanjeng Sunan Kudus mengajak para Santri pilihan untuk jalan jalan guna melepaskan penat, saat melewati sungai  jernih yang dulu.. kanjeng Sunan berhenti, berhubung saat ini kemarau air sungai itu kering, pada hal Kanjeng Sunan mengajak Para Santri untuk wisata sambil masak masak kuliner.
Mendengar keinginan kanjeng Sunan, Saridin minta Idzin agar mendapatkan ikan di air yang terdekat,.. tapi kanjeng Sunan dan rombongan tidak menemukan air yang layak dihuni ikan, setelah lihat sana sini Saridin ingat bahwa sejak dari rumah Sunan tadi beberapa Buah kelapa telah dibawa, langsung saja ia ambil sebutir kelapa dan minta Idzin pada kanjeng Sunan untuk membelah kelapa itu dengan harapa ada ikan didalam air kelapa ini..
Setelah Sungkem Ta’dzim Saridin membelah kelapa itu “hingga pemandangan yang mengejutkan membuat santri yang lain juga minta Idzin untuk membelah kelapa yang lain, dengan harapan berkah dari Guru dan berkah Doa Saridin dapat menambah ikan ikan itu hingga cukup untuk semua santri..
( dan tentunya Anda telah menemukan kata kunci dalam perjalanan Saridin ini bukaan?: Rendah hati, Ikhlas, Sederhana, mituhu dawuhe guru, tak banyak kata, menghargai sesama teman, penya sifat halim dst.. dst.. Yang semuanya itu adalah bagian dari dasar dasar suluk).

Rabu, 23 Maret 2011

Kini Aku Tahu (12) PANTANGAN BISNIS

( Mendukung 12 Prinsip Bisnis Tao Zhu-Gong )


Bagi yang telah eksis dalam bisnis dan bagi yang hendak memulai bisnis, maka beberapa kaidah berikut ini pastinya sangat berguna untuk dijadikan  parameter dalam menjalankan usaha...

Pantangan Bisnis Pertama:
Jangan lamur dan berpandangan sempit (wu bi lou)

Pantangan bisnis ini dapat dengan mudah dikontraskan dengan prinsip bisnis ke-12, yaitu kemampuan melihat jauh kedepan (neng yuan shu). Agar menjadi orang yang berpandangan jauh kedepan, orang harus memiliki cara pandang yang luas dan mampu menganalisa serta menghargai sesuatu secara keseluruhan. Sebaliknya orang yang lamur dan berfikiran sempit akan mencemaskan hal-hal yang kecil. Dia tidak mungkin memiliki cara pandang seperti helikopter yang sangat diperlukan ornag untuk melihat jauh dan membangun perspektif jangka panjang.



Pantangan Bisnis Kedua:
Jangan terlalu mengagungkan kebesaran. (wu xu hua)
Pantangan ini dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis ketiga, yaitu kemampuan berfokus pada bisnis (neng a n ye). Orang yang terlalu mengagungkan kebesaran cenderung mudah digoyahkan. Dia akan cenderung didikte oleh kejadian dan perubahan-perubahan, bukan mengendalikannya. Akibatnya, bisnisnya pasti kehilangan fokus, sehingga tidak mungkin ia membangun kompetisi inti perusahaannya.


Pantangan Bisnis Ketiga:

Jangan ragu-ragu. (wu you rou)

Pantangan bisnis ini dengan mudah dapat dikontraskan dengan prinsip bisnis ke-5, yaitu kemampuan bersikap tangkas dan fleksibel (neng min jie), dan prinsip ke-10 yaitu kemampuan mendiagnosa, menyambar peluang dan melawan ancaman (neng zhi ji). Apabila ornag rgau-ragu, dia tidak akan mungkin menangkap peluang walaupun sudah didepan mata. Disamping itu, dia juga tidak akan memapu merespon ancaman dengan cepat. Untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan untuk menyikapi ancaman dengan efektif, orna harus tangkas dan fleksibel.


Pantangan Bisnis Keempat:
Jangan malas (wu lan duo)

Ini merupakan pantangan bisnis yang cakupannya cukup luas, dapat dihubungkan dengan berbagai prinsip bisnis, misalnya, dengan prinsip bisnis ke-4, kemampuan mengorganisasikan (neng zheng dun). Organisasi yang efektif memerlukan kerja keras dan usaha. Kemalasan tentu menjadi penghalang. Bermalasan juga berlawanan dengan prinsip bisnis ke-5. Kemampuan bersikap tangkas dan fleksibel (neng min jie). Orang yang malas juga tidak akan mau menghabiskan waktu dan usaha untuk mendiagnosa peluang dan ancaman yang muncul di lingkungannya (neng zhi ji) yang merupakan prinsip bisnis ke-10. Terakhir, kemalasan juga dikontraskan dengan prinsip ke-11, kemampuan untuk memulai dan menjadi contoh (neng chang lu). Tidak diragukan lagi, untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses, kerja keras dan jiwa kepemimpinan yang patut dijadikan teladan merupakan kualitas yang penting. Tidak ada ruang untuk diam berpangku-tangan.



Pantangan Bisnis Kelima:
Jangan keras kepala (wu gu zhi)

Keras kepala menunjukkan ketidakluwesan, ketidakmauan untuk berubah dan menyesuaikan diri. Karena itu, pantangan bisnis ini dapat dikontraskan dengan prinsip bisnis ke-5 yaitu kemampuan bersikap tangkas dan fleksibel (neng min jie), dan prinsip bisnis ke-10, kemampuan mendiagnosa peluang dan ancaman (neng zhi ji). Orang yang keras kepala tidak akan mungkin mengenali peluang dan ancaman yang akan datang, apalagi untuk mengambil tindakan pencegahan. Dari perspektif lain, orang yang keras kepala juga tidak mungkin menjadi pemimpin yang baik. Karena itu, pantangan bisnis kelima ini, seperti pantangan bisnis sebelumnya, juga dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis ke-11, kemampuan untuk memulai dan menjadi contoh (neng chang lu).



Pantangan Bisnis Keenam:
Jangan terlalu argumentatif (wu qiang bian)

Pantangan bisnis ke enam ini dengan mudah dapat di gunakan untuk mendukung prinsip bisnis ke-8, kemampuan berbicara (neng bian lun). Seorang pengusaha memang perlu memiliki kepandaian berbicara agar dapat memanangkan perdebatan, adu pendapat dan kesepakatan bisnis. Tetapi jika ia terlalu argumentatif, hasilnya akan berbeda. Terutama, apabila ia bersikukuh mempertahankan pendapat dan pandangan pribadinya, tanpa didasari fakta dan bukti kongkrit. Hal seperti ini bisa membuat teman-teman, pelanggan serta kontrak bisnisnya menjauh. Seorang yang terlalu argumentatif mudah disalahmengerti sebagai orang yang kasar, tidak sopan, dan tidak berperasaan. Ini semua merupakan faktor negatif yang dapat mempengaruhi hubungan bisnis. Pada akhirnya, perlu dicamkan bahwa seseorang tidak harus selalu memenangkan perdebatan. Sebaliknya, orang harus belajar kapan harus menang dan kapan harus mundur dengan keanggunan.



Pantangan Bisnis Ketujuh:
Jangan mudah membuka diri (wu qing chu)

Ada berbagai cara untuk menafsirkan apa yang dimaksud dengan mudah membuka diri. Dalam mengelola bisnis, orang tidak boleh mengembangkannya dengan serampangan karena hal itu dapat menyebabkan meningkatnya kerentanan, dan membuat perusahaan kehilangan fokus terhadap inti bisnisnya. Dilihat dari perspektif diatas, pantangan bisnis ini dapat dihubungkan dengan prinsip binsis ke-3, kemampuan memusatkan usaha (neng an ye). Dari sudut pandang finansial, pada bagian akutansi penagihan, tidak perlu memberikan posisi simpatik perusahaan terhadap keterlambatan pembayaran, juga tidak perlu membeberkan informasi keuangan perusahaan. Karena itu, pantangan bisnis ini juga dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis ke-6, kemampuan menagih pembayaran (neng tao zhang).



Pantangan Bisnis Kedelapan:
Jangan rakus akan pinjaman (wu tan she)

Dalam perspektif finansial, prinsip bisnis ini dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis ke-3, kemempuan untuk berfokus pada usaha (neng an ye), dan berlawanan dengan prinsip bisnis ke-6, kemampuan menagih pembayaran (neng tao zhang). Jika pengusaha tidak mengetahui cara agar tetap terfokus, dia akan mudah dipengaruhi oleh bermacam hal yang kelihatannya seperti peluang bisnis yang besar. Dalam semangat yang berlebihan untuk berkembang, dia mungkin ingin mengambil pinjaman yang tidak perlu sehingga terlalu membebani keuangan perusahaan, apalagi jika kredit tersedia dengan mudah. Menggunakan kredit dalam bisnis tidaklah salah, bahkan sudah merupakan cara yang biasa dalam transaksi bisnis. Tantangan sebenarnya dalam menggunakan fasilitas kredit adalah kemampuan untuk menanganinya. Disinilah pentingnya perancanaan dana cair. Karena itu, pengusaha yang mampu menagih pembayaran biasanya menghargai pentingnya perencanaan kas serta dampaknya terhadap operasional perusahaan. Kemungkinan besar, dia akan cenderung lebih bijaksana dalam menggunakan kredit.



Pantangan Bisnis Ke Sembilan:
Jangan terlibat dalam persaingan yang tidak perlu (wu zheng qu)

Apabila hurup Cina (wu zheng qu) digunakan untuk menggambarkan sesorang, maka gambaran yang ditunjukkan adalah orang yang mudah tergoda dan suka melibatkan diri dalam berbagai tindakan. Secara umum melukiskan orang-orang yang suka menjadi pusat perhatian dan mengagungkan kebesaran (pantangan bisnis ke-2). Jadi, pantangan bisnis ini berlawanan dengan prinsip bisnis ke-3, kemampuan berfokus pada usaha (neng an ye). Seorang pengusaha yang sangat terfokus tidak akan mudah tergoda dan bergegas masuk ke dalam pertempuran dengan kompetitornya.



Pantangan Bisnis Kesepuluh:
Jangan melemahkan simpanan dan surplus (wu bo xu)
Prinsip ini sangat berhubungan dengan prinisip bisnis ke-6, kemampuan menagih pembayaran (neng tao zhang). Jika perusahaan mampu menagih dengan tegas, maka perusahaan akan mampu menyimpan lebih banyak, dan mengakumulasikan surplus untuk mengembangkan bisnisnya. Pantangan ini bisa juga dihubungkan dengan prinsip bisnis ke-12, kemampuan melihat jauh ke depan (neng yuan shu). Bisnis harus terdorong untuk tumbuh dan bertahan dalam waktu yang panjang. Pengusaha yang berwawasan kedepan akan mengetahui pentingnya membangun surplus agar dapat digunakan saat muncul berbagai peluang bisnis. Surplus juga diperlukan untuk mengatasi masa-masa sulit yang bisa muncul kapan saja, dari waktu ke waktu.


Pantangan Bisnis Kesebelas:

Jangan abaikan perubahan kondisi dan trend bisnis (wu mei shi)

Pantangan ini jelas berhubungan dengan prinsip bisnis ke-10, kemampuan untuk mendiagnosa peluang dan ancaman (neng zhi ji). Apabila trend dan kondisi bisnis berubah, pengusaha yang bijak pasti segera menganalisis implikasinya. Apa peluang yang muncul dan ancaman yang harus dihadapi, sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. Jika ia terlalu lamban, dia tidak hanya akan kehilangan peluang yang ada, tetapi ia juga bisa ditimpa oleh ancamannya. kemampuan untuk mengetahui trend dan kondisi bisnis, dalam jangka pendek maupun jangka panjang, merupakan keunggulan pengusaha yang mempu melihat jauh ke depan, seperti yang tergambar dalam prinsip bisnis ke-12 (neng yuan shu). Dia mengetahui bahwa agar bisnisnya tumbuh pesat, perusahaan tidak hanya harus beroperasi dalam lingkungan yang sangat dinamis dan berubah-ubah, tetapi ia juga harus berinteraksi dengan kondisi tersebut.



Pantangan Bisnis Keduabelas:
Jangan terlalu mengandalkan produk yang ada (wu chi huo)

Terlalu mengandalkan produk yang ada menunjukkan bahwa anda berasumsi trend dan kondisi bisnis , termasuk selera dan keinginan konsumen, tidak akan berubah. Sehingga pada saat perubahaan tersebut terjadi, perusahaan akan menghadapi stok produk lama yang melimpah, ancaman kadaluarsa dan ketinggalan zaman. Terlalu percaya akan produk yang ada, juga dapat membuat perusahaan buta akan peluang keuntungan yang bisa didapat dari produk-produk baru yang lebih baik. Yang jelas, salah satu cara menghindari hal ini adalah dengan menerapkan prinisp bisnis ke-9; kemampuan unggul dalam pembelian (neng ban huo).


(Semoga bermanfaat..)