Senin, 25 Juli 2011

Cermin Diri Jelang Romadhon ( Andai Seluruh hari bagai Romadhon)

Apa kabar semua..?..

Untuk larut dalam semua kebaikan, terlebih dulu saya berdoa untuk kebaikan Anda, kebaikan keluarga Anda, kawan, kerabat Anda dan seterusnya..
Begitu juga adanya diri saya… jika hari ini dan hari kemarin ada kesalahan diri saya ( yang saya ketahui atau yang saya tidak ketahui), mohon diri ini di maafkan. Karena hal itu fakta dan realitas kondisi diri manusia. Saling memaafkan dan saling minta maaf menjadikan hati kita terbebas dari beban fikiran dan terbebas dari beban batin.. begitu juga Anda sebagai teman saya, sudah selayaknya memaafkan teman / sahabat / saudara lainnya..

Baiklah,.. kembali ke >>> “Cermin Diri Jelang Romadhon”..
Menjelang Romadhon, seorang muslim bisa menyiapkan beberapa hal untuk menjalani indahnya hari-hari Romadhon.. keindahan Romadhon dapat di rasakan apabila diri yang bersangkutan sebelumnya telah siap sedia dengan hadirnya Romadhon.

Begitu pula sebaliknya,.. sumpeknya hari-hari Romadhon akan di rasakan oleh tiap jiwa apabila sebelumnya telah punya prasangka buruk dengan hadirnya bulan Romadhon, mereka menjalani ibadah puasan dengan berat hati, keluh kesah, rasa terpaksa, gengsi kalau tidak menjalani, ada keterkaitan sum’ah / reputasi diri dalam menjalankan puasa, atau agar dinilai baik oleh calon mertua, agar mendapat predikat baik di mata sang pacar / atasan / boss,.. dll… dlsb. Dan hal itu ujung-ujungnya adalah “predikat munafiq” dan bahkan “fasiq” .. (Na’udzu Billah Min dzaalik).

Terlepas dari semua itu, untuk menguji apakah Anda / saya siap atau belum siap untuk sambut hadirnya Romadhon cobalah melakukan puasa 3 hari pada bagian akhir bulan sya’ban ( Andai saja Anda sebelumnya telah berpuasa 3 hari pada awal, tengah kemudian akhir bulan sya’ban maka betapa beruntungnya Anda..!). atau bagi Anda yang terbiasa dengan puasa “Dawud” yaitu sehari puasa sehari berbuka, dst..

Atau Jika Anda sebelumnya berpuasa berurutan harinya menjelang habisnya sya’ban dan bersambungan dengan hari pertama Romadhon (hal itu hukumnya boleh), Dengan demikian anda telah merasa seakan akan Anda berada dalam hari-hari Romadhon, dan ketika hari-hari Romadhon sungguh telah tiba, maka Anda benar-benar telah menyambutnya dengan rasa bahagia.

Jika sebagian Anda bertanya logika apa yang bisa menjelaskan bagian indahnya puasa?, maka saya akan berbagi sedikit terkait hal itu. “begini logikanya”.. selama setahun ini Anda telah memenuhi hak jasad / badan setiap hari setiap saat dengan selayak mungkin, tapi di dalam diri Anda yang namanya “ Ruh” / Roh / Jiwa Anda selama itu selalu kelaparan karena jasad Anda yang kenyang.

Nah..! pada moment-moment dimana Anda selalu beribadah, berdzikir dan berkholwat, maka saat-saat itulah ada kebahagiaan yang di rasakan oleh ruh. Jika keadaan itu terbiasakan, maka jiwa Anda akan merasa bahagia, lapang hati, punya sifat terbuka, bisa memaafkan orang lain, berempati / tepo seliro dalam bhs. Jawa, merasa puas saat bisa memberi dan termasuk diantaranya adalah ada rasa peka yang Anda rasakan terkait lingkungan sekitar Anda. Baik terkait alam nyata maupun alam tidak nyata ( yang dalam diri manusia ada 30 resam / kondisi).

Selain Itu usahakan dalam tiap ada kesempatan mandi sekalian di niatkan untuk mandi hadas besar meskipun Anda tidak dalam kondisi junub / hadas besar, setelah hal itu terlaksana, tambahlah sekalian dengan niat mandi taubat.. “kanapa begitu? Apa manfaatnya?” rajin berniat mandi untuk hadats besar menjadikan diri kita merasa peka dengan sesuatu yang berkaitan dengan dengan dosa, dosa besar maupun dosa kecil. Sedang menambahkan niat mandi taubat bermanfaat untuk mengingatkan diri kita bahwa setiap diri perlu melakukan taubat kepada Allah Swt.

“Baiklah.. Agar Paragraph Ini Makin Jernih, Mari Di Kupas Bersama-Sama…”.
Berhubung Paragraph di atas menyatakan bahwa:
menambahkan niat mandi junub saat mandi rutin menjadikan diri kita merasa peka dengan sesuatu yang berkaitan dengan dengan dosa, dosa besar maupun dosa kecil. Maka logika yang paling dekat adalah karena semua dosa besar berasal dari dosa kecil. Dan seluruh dosa besar dapat di ampuni karena Diri yang bersangkutan mengamalkan perkara-perkara yang baik meskipun realitasnya kecil (bertasbih, beristighfar, bertahmid dll), dan hal itu dapat Anda amalkan secara kontinyu, maka hal seperti itulah yang menjadikan Allah ridho.

Dan sebaliknya adalah dosa-dosa kecil yang oleh pelakunya di anggap remeh / sepele, maka Allah semakin murka karena seseorang tersebut menganggap remeh suatu perkara. Tetapi dengan berkah dan kebaikan seseorang yang tekun meniatkan mandi junub kemudian di sambung dengan mandi taubat, maka selain mendapat kepekaan dalam mengenali dosa dan menjauhinya, maka diri yang bersangkutan juga di anugerahkan kondisi antara lain menjadi orang yang terbuka, pemaaf, mudah berempati, cenderung menampakkan rasa belas kasih, termasuk juga menjadi diri yang berhati-hati dan waspada.

Selain Itu, untuk menjalani ibadah puasa juga memerlukan keteguhan diri. Hal ini bisa di artikan dalam banyak hal. Misalnya: seseorang yang badanya gede bukan jaminan bahwa ia akan mampu menjalani hari-hari puasa dengan rasa bahagia. Dan bahkan bisa jadi seseorang yang badannya sedang-sedang saja, nggak gemuk, nggak sport, tapi ia memiliki keteguhan diri, ia optimis akan mampu menemukan kebahagian dan keindahan yang tersembunyi dalam rasa lapar itu.

Karena jika ia mampu memahami, maka ia akan berkata pada jasadnya ketika jasad itu lapar, maka ruh dalam dirinya akan merasa kenyang / puas. Dan berbagai macam persamaan seperti itu akan di fahami oleh diri yang teguh, optimis dan selalu mendekat dengan Sang Penciptanya.

Selain Itu, seseorang yang menjalani ibadah puasa juga selalu berlatih dengan 28 perilaku dari 30 amalan / prilaku bagus yang selalu di rindukan oleh kehendak hatinya.. hal itu meliputi amalan / prilaku dalam kelompok .:
Mulhimah,
Pada fase ini sifat-sifat baik pada diri manusia telah mulai nampak, bagian dari sifat ini adalah:
  • Senang sedekah,
  • Merasa cukup,
  • Halim / punya rasa kasih-sayang,
  • Memiliki Sopan santun / bisa bertata krama,
  • Bertaubat kepada Allah,
  • Sabar,
  • Bertanggung-jawab



Muthmainnah, bagian dari sifat ini adalah:
  • Dermawan,
  • Rajin ibadah, termasuk juga bekerja / amalan bagus lainnya,
  • Tawakkal,
  • Pandai bersyukur kepada Allah,
  • Ridho,
  • Takut kepada Allah (fase prosesi taqwa),


Rodhiyah, bagian dari sifat ini adalah:
  • Punya sifat mulia,
  • Zuhud (tidak tergoda dengan gemerlap dunia) tapi masih selalu ikhtiyar dengan cara bekerja keras, giat dan tekun,
  • Ikhlash,
  • Wira’i (berhati-hati dan waspada dengan perkara yang samar),
  • Riyadhoh / berusaha untuk kontinyu dan langgeng dalam ibadah / dzikir kepada Allah,
  • Menepati janji baik.


Mardhiyah, bagian dari sifat ini adalah:
  • Husnul khuluq / berprilaku dengan akhlaq mulia,
  • Taroka maa siwaAllah (meninggalkan perkara yang menyebabkan murkanya Allah),
  • Cenderung timbul belas asih / Luthfi,
  • Berbudi pekerti luhur,
  • Menepati janji baik (sifat yg sama pada tingkat Rodhiyah),
  • Memberi pengampunan / maaf kepada orang lain,
  • Senang dengan hadirnya orang lain (berhati condong / Open mind),
  • Menyelamatkan orang yang teraniaya.


Kamilah (Sifat Paling Sempurna), bagian dari sifat ini adalah:
  • Yakin, kondisi antara pemikiran dan perasaan jasad sebanding. Misal: api itu memiliki sifat panas dan fakta sederhana lainnya mudah utnuk di fahami logika akal sehatnya.
  • Ilmal yakin, memiliki kekuatan diri karena fase yakin telah berakar kuat. Misal 2+2=4 atau 4:2=2  atau logika ilmu lainnya yang lebih rumit dari itu misalnya CaCo3=Calsium Carbonat atau CaCl=Calsium Clorida atau persamaan lainnya semisal 1024Kb=1Mb, 1Terrabyte=1000Gb dst.. dst.. >>> Bila seseorang muslim dalam romadhon dan di luar romadhon terbiasa dengan amalan-amalan baik tersebut, kemudian tidak riya` / tidak pamer, juga tidak sum’ah dengan ibadahnya / tidak bermotive mencari reputasi diri, dan tidak membanggakan diri pada semesta dan Robbul Jalil, maka kelak Allah Swt akan menganugerahkan derajat untuk seseorang tersebut dengan derajat sebagai berikiut ini .:
  • ‘Ainal Yakin, seseorang muslim yang sampai pada derajat ini, ia akan dianugerahi Allah dengan kekuatan dan keyakinan hati, sehingga ia akan menyaksikan alam nyata dan alam ghaib tidak ada bedanya..
  • Haqqul Yakin / Pencapaian paling sempurna, dengan derajat ini seseorang hamba Allah akan selalu berada dalam dzikir dan ketepatan hatinya kepada Allah, seseorang dengan kondisi ini akan selalu berkomunikasi dengan Allah.. ibaratnya ia sudah tidak memerlukan lagi catatan-catatan buku dan sesuatu yang berkaitan dengan perpustakaan dunia, karena Khazanah ilmu pengetahuan dari Allah telah terbuka baginya.. ia bersikap, bertindak, berkata atau berbuat berdasarkan bimbingan dari Allah atau dalam istilah Qur`an adalah derajat Laduni / Ilmu Laduni.
(Terkait sifat buruk manusia, Anda dapat menemukan Artikelnya “Sifat Buruk Diri Manusia Bagian 1  Dan Bagian 2.)

Bagaimana dengan Anda..? saya..? dan Kita semua?.. mari kuatkan tekad, dengan memohon keteguhan diri kepada Allah Agar Romadhon tahun ini dan tahun-tahun  berikutnya diri kita bisa larut / terpatri dalam Nur Ilahi, sehingga tiap detik dalam hidup ini dan setiap alur tarikan nafas, kita semua merasakan adanya ni’mat dari Allah Swt.. Mari bersama-sama sambut saat-saat pintu langit terbuka dan semua keinginan yang baik dari diri kita pada malam “Lailatul Qodar” itu dikabulkan Allah Swt.. (Aamiin).

Semoga bermanfaat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar