Minggu, 24 Juli 2011

Sifat Buruk Diri Manusia (Bag. 2)

(Bagian Dari Ilmu Thoriqot)

Dengan mengenal sifat sifat buruk pada diri manusia yaitu diri kita sendiri, maka selayaknya manusia akan semakin tambah pengetahuan terhadap potensi dibalik sifat buruk itu. Tapi sisi baik dan sisi buruk manusia juga akan tergantung bagaimana cara manusia mensikapi keadaan yang sedang terjadi pada dirinya sendiri. Tapi akan lebih baik kalau diri manusia “apalagi seorang muslim” bisa belajar minimal dari ilmunya padi “yang makin berisi makin runduk”, bukannya kopong / kempes malah banggakan diri..

Bila Anda seorang muslim, maka pembelajaran terkait “Sifat buruk diri manusia” adalah bagian dari ilmu suluk yaitu tahapan-tahapan dalam menjalani Thoriqoh kepada Allah, kenapa demikian? Karena Sifat buruk diri manusia ada 16 sifat, jika semua itu telah dapat di kendalikan, maka 30 sifat mulia akan semakin subur, dan fase-fase inilah yang menjadikan diri manusia semakin dekat, sangat dekat, bahkan diri manusia yang bersangkutan akan larut dalam Cahaya milik Allah Swt.

Sedalam itukah efeknya? “TENTU!”.. dan jika segenap diri Anda benar-benar merasa perlu untuk larut dalam cahaya Ilahi, maka mari bersama sama membahas ini satu demi satu.. dan kita memulai dari …:

Sifat Lawwamah
Inilah sifat buruk diri manusia, tapi kondisinya berbeda selangkah dari sifat Amarah, karena sifat ini tersimpan dalam fikiran manusia. Selama sifat ini masih berada dalam alam fikiran manusia maka seseorang manusia biasa bisa dikelabui, kecuali seseorang hamba Allah swt yang telah mencapai derajat “Kamilah” yaitu sifat pada diri manusia yang paling sempurna. Dengan pencapaian sifat kamilah ini maka seseorang itu di izinkan Allah untuk membaca alam fikiran orang lain.. so..! mari kita lanjutkan menelaah alam fikiran kita yang di golongkan dalam sifat buruk yang bergelar “Lawwamah”.:
(1)      Gampang Caci-maki orang lain, inilah adegan yang menjadikan kebaikan yang dimiliki si pelaku musnah – hilang – sirna, cacimaki juga bagian dari sifat buruk karena dilakukan oleh lisan atau lidah manusia. Ketika alam fikiran dikendalikan oleh sifat amarah, maka sifat lawwamah juga akan terdorong untuk melakukan tindakan cacimaki, ketika syaraf sensor memerintah syaraf morotik, maka anggota tubuh yang lain di exploitasi dan dikendalikan untuk keburukan. Bayangkan bagaimana jika yang di cacimaki ternyata orang yang di karuniai kekuatan hati dan fisik, bisa jadi orang yang mencaci justru di jadikan perkedel untuk di lempar sana lempar sini.. jadilah caci maki kepada lain itu ternyata bumerang bagi si palaku cacimaki..
(2)      Mengikuti keinginan buruk, begitu mahir setan ketika mengendalikan diri manusia, saat panca indra tidak bisa jadi jembatan untuk kendalikan manusia, maka bangsa iblis dan setan merasuki manusia lewat aliran darahnya, ketika darah telah memasuki wilayah hati, msks tinggallah ia berbisik pada jiwa yang menjadi penghuni hati itu, sehingga kini panca indra mendapat tekanan dari hati agar melakukan sesuatu yang bermuara pada keburukan. Misal: ketika seseorang pria melihat seorang wanita melintas, maka akan ada 2 hal dalam fikirannya.. kemungkinan pertama ia akan mencuri perhatiannya, dan kemungkinan kedua ia akan menyaksikan keindahan wanita yang melintas di depannya.. kondisi ini akan menjadi pertimbangan dalam fikirannya. Alam fikiran yang bercermin pada kebaikan akan memilih diam dan bersyukur. Sedang alam sebelah hatinya merongrong untuk berbuat sesuatu, misalnya bilang “hai mana temannya?”.. jika si wanita juga merespon dengan kata kata “ nggak kok Cuma sendiri” lhahh ini ada celah.. mulailah bangsa iblis dan setan semakin bersemangat memberi applaus.. dan si lajang semakin berbunga bunga.. si wanita juga menyambut…
(3)      Membuat daya upaya / conspiracy, ini sih juga sama dengan “mengikuti keinginan buruk”, Cuma bagian ini lebih rapi, terstruktur dan di manage dengan baik, sehingga daya rusaknya lebih dahsyat. Bukan sekedar seorang dua orang, bisa jadi sekelompok manusia dalam sebuah komunitas akan hancur karenanya.. banyak contoh yang menjadikan ingatan kita akan terlahir lagi untuk memahami kasus ini, misalnya.: kasus pembersihan etnis pada negara negar bekas uni soviet / kawasan balkan / asia utara, dari hal hal seperti itu milyaran setan dan iblis selalu menepuk hati manusia ketika mereka telah bersepakat dengan temannya untuk merencanakan suatu tujuan.. ada yang punya niat buruk, satunya mendukung, satunya membiayai, lainnya mencari sasaran, para jendralnya membidik tujuan untuk berkuasa.. dll..
(4)      Heran dengan amal ibadah sendiri, ini juga mirip atau sama dengan “sum’ah” yaitu ketika kita telah beramal baik, dalam keadaan sadar kita bangga karena bisa melakukan amalan yang orang lain belum tentu bisa melakukan hal itu.. “saya / penulis juga merasa sering seperti itu” meskipun orang lain tidak tahu, maka kondisi ini lambat laun akan membunuh karakter ibadah kita dari bermuara ikhlash pada muara banggakan diri. Contoh ini adalah pengakuan sahabat saya : saat asyik mengepel lantai masjid dan lingkungan sekitar, pada sore itu Ustadz yang biasa ceramah berhalangan dan memohon sahabat saya menggantikannya ceramah untuk ibu-ibu, merasa ada bakat untuk jadi penceramah, dalam hati ia bilang “ wah meski sekarang tukang kebun masjid, ternyata aku juga mahir ceramah” siapa dulu? Aku koq..! kalau si penulis lain lagi, karena kebetulan suara bagusan dikit, kalau di minta tolong untuk adzan, wah banggaaaa banget..! padahal kalau telah sadar kaya begitu maka ada bisikan pada sisi hati untuk istighfar.. meskipun merasa malu pada kebaikan kata hati.. biasanya pura-pura innocent!.
(5)      Mengatakan kejelekan orang lain, Rasan-rasan / gosip, keadaan seperti ini tiap hari kita jumpai dalam banyak tayangan, baik tayangan dalam lingkup keluarga, tetangga, kampus, tempat kerja, media cetak, media Tv dll. Rasan rasan dalam bahasa jawa atau gosip dalam bahasa media adalah amalan yang dilarang oleh Qur’an dan Baginda Nabi Saw. Karena ngomongin kekurangan / kejelekan orang lain sama artinya memakan daging saudaranya sendiri.. pertanyaannya? “Jijik enggak yaa?” jika enggak jijik berarti masih dalam budaya kanibal. Jika berterus terang dan meminjam bahasa yang tulus maka bisa di katakan  “tidak beradab”.
(6)      Pamer / riya’, penyakit ini bahaya bagi pelakunya, karena Riya` atau pamer tentang amal kebaikan sama artinya menyulut kayu dengan bara api. Logikanya begini, bisa saja Anda malu untuk berlaku sombong, tetapi setan dan bolo-bolonya mengajak hati manusia dengan yang kecil kecil dulu, misal: sepulang sholat jamaah Anda bertemu dengan teman yang baru pulang dari kerja.. saat ditanya “ baru dari mana gan?” lho akukan baru sholat jamaah!, gimana tho.. masak enggak..” jawaban  dan informasi type begini sudah masuk dalam kategori “Riya`”. Jika ingin selamat pakailah retorika yang merendah sedikit “oh ini, masih latihan sholat.. nggak apa apa kan?”.. karena expresi mimik wajah yang berbeda dalam menjawab menunjukkan tingkat ketulusan hatinya. Riya` itu awalnya kecil tapi jika terbiasa akan jadi prilaku buruk. Seperti seseorang yang menyalakan kayu bakar, nggak akan langsung ambil kayu yang gede, maka kayu yang kecil-kecil dulu untuk memancing api agar suhu meningkat, berikutnya kayu yang gede di dekatkan, setelah tersulut maka kayu besar dan kecil sama-sama menyala hingga jadi abu-arang. Amalan manusia juga begitu. Jadi hindarilah riya` agar pahala dari amalan kita tetap selamat. Jangan sia-siakan amal kita.
(7)      Dholim / menganiaya, prilaku buruk versi ini bisa hidup dua alam, alam kata-kata atau alam perbuatan. Dholim dengan kata kata sangat menyakitkan hati seseorang atau masyarakat lain atau bangsa lain. Begitu juga dholim dengan tangan kaki dan kepala juga menyakiti manusia yang lain. Banyak dokumentasi yang bisa Anda dapatkan untuk membuktikan kedholiman / kelaliman seseorang atau bangsa lain terhadap suatu bangsa, coba Anda bayangkan.. “jika seorang kepala negara yang dholim dengan mulut beracun, dan kata-kata itu melukai hati kepala negara lainnya, maka sudah jelas terjadi peperangan. Dan perang bisa bermakna banyak”. Contoh perang militer, perang senjata, perang ekonomi, yang juga menyakitkan bangsa lain adalah embargo / boikot dalam segi ekonomi, diplomatik dll. Inilah prilaku buruk manusia yang segera di kikis agar hilang musnah dari tiap diri, agar manusia dan semesta jadi aman nyaman.
(8)      Bohong, perilaku ini pada diri manusia bisa tampak terang-terangan atau tersembunyi halus rapi. Tapi untuk mengupas kebohongan yang jelas perlu waktu dan bukti. Kebiasaan berbohong menjadikan cahaya di hati suram. Seperti layaknya cermin, kalau Anda taburi dengan debu, maka si cermin tidak mampu menampakkan bayangan / pantulan suatu benda. Begitulah jika bohong jadi kebiasaan. Jika yang bohonh seorang ayah pada seorang anak, maka yang rugi Cuma keluarga itu, tapi jika yang berbohong seorang kepala negara, maka seluruh rakyat dan negara lainnya akan merasa dirugikan. Sejarah telah mencatat kebohongan yang di tutupi presiden AS terkait seorang wanita muda, dari segi ekonomi saja kebohongan itu telah menyurutkan nilai mata uang, karena pelaku ekonomi juga berpengaruh dengan pelaku politik.. begitu juga kebohongan raja raja mesir, Raja Persia, Raja di negara eropa lainnya.
(9)      Melupa-lupa diri / pura-pura gak tahu, sebenarnya sifat ini mirip dengan masa bodoh. Cuma implementasinya beda selangkah. Kalau pura pura gak tahu ini biasanya metode untuk mengelabui seseorang atau sekelompok orang agar alam fikiran mereka tidak mengenali tujuan yang semula lagi. Contoh fenomenal begini.: seseorang siswa ketika lewat di jalan sempit di samping pasar di tabrak oleh pengendara motor hingga sepedanya patah-rangka, setelah ia bisa berdiri si pengendara melarikan diri.. dan kebetulan kerabat dari si pemilik motor itu ada di tempat kejadian yaitu samping pasar.. ketika si korban bertanya “siapa pemilik motor tadi, apakah kamu kenal?” dengan gaya innocent yang ditanya bilang aku nggak kenal.. “korban tabrak lari itu adalah saya / si penulis” dan yang saya tanya adalah teman sekelas waktu SMP, dan dalam keyakinan, motor itu dulunya sering ia pakai.. berarti motor itu dan pengendara adalah saudara / kerabat teman tadi.. berhubung karena pura-pura nggak tahu itulah, saya menyatakan tidak layak berteman dengan seseorang dengan type seperti itu.

Seluruh paragraph tadi merupakan gambaran nyata bahaya dari Lawwamah dan bala tentaranya.. semoga hal ini bermanfaat..

Masih akan berlanjut..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar