Selasa, 29 Maret 2011

Permulaan Thoriqot Dizaman Nabi Muhammad S.A.W.

Dimasa sebelum terjadi peperangan di Desa badar dengan hujjah mempertahankan Aqidah, zona aman, ekonomi dan eksistensi Islam, para sahabat Nabi yang berjumlah 313 orang berbai’at kepada Nabi S.A.W., 
kejadian itu disebut Perjanjian Aqobah karena prosesi sumpah itu berada di Desa Aqobah, 313 sahabat Nabi ini adalah para wali Allah, karena seseorang yang berani bersumpah dan berjuang bersama Nabi S.A.W.. Adalah para hamba Allah yang pasti menepati janji untuk implementasikan Iman, Islam dan Ihsan dengan keadaan yang sebenarnya. Orang fasik dan munafiq tidak akan mencapai derajat ini.

Dan fakta mengatakan bahwa sahabat Nabi 313 orang dalam kecamuk badar ini tetap masih bisa kembali dengan kemenangannya meskipun ada luka disana dan disini karena mereka harus menangguk sebanyak 1000 kafir qurais gabungan yahudi, munafik dan fasik, dalam perjalanan pulang dari badar inilah ada seorang sahabat Nabi bertanya:
“Wahai Rosul, adakah peperangan yang lebih dahsyat dari ini (badar), Nabi menjawab “ yang lebih besar lagi adalah memerangi Hawa Nafsu” (H.R. Bukhory). Bermula dari sinilah pendalaman mengenai ilmu thoriqot menjadi suatu disiplin ilmu yang dasar dasarnya telah terdefinisikan dengan bagian bagian yg spesifik, disertai dengan tatacaranya. 
---------
Pada 900th sebelumnya, Nabi Musa As dengan karunia Allah dapat mencapai derajat Ma’rifatullah dan selalu berkomunikasi dengan Allah, dan diantara keinginan Musa adalah ingin mendapatkan keni’matan dengan melihat Dzat Allah ‘Azza Wajalla, tetapi puncak prestasi itu bukan milik Nabi Musa As meskipun beliau menginginkan itu.

Lalu Allah memberi pemahaman kepada Nabi Musa As, jika gunung di hadapan Nabi Musa As di kenai Nur Allah dan tetap utuh maka Nur Allah dapat bersemayam dalam dirinya, dan jika gunung itu hancur setelah tersentuh Nur Allah maka Nur itu bukan untuk kerasulan Nabi Musa As As. Ternyata gunung itu hancur luluh karena tersentuh Nurnya Allah. Dan Allah menyampaikan kepada Nabi Musa As bahwa Nur Allah itu hanya bisa meresap larut dalam diri Muhammad SAW S.A.W., karena hakekat Muhammad SAW dan Nur Muhammad SAW adalah sama, pada diri Muhammad SAW segala sifat sifat mulia jati diri manusia beraada.
(Nur Muhammad SAW adalah Ciptaan Allah yang pertama kali sebelum Makhluq yang lain dicipta, jadi dalam bahasa kiasan, “Nur Muhammad SAW adalah bagian dari Dzatnya Allah, yang bisa larut dalam Jiwa Muhammad SAW dan Ummat Muhammad SAW S.A.W. yang memenuhi syaratnya).
  
Dan alasan musa menginginkan Nur Muhammad SAW larut dalam jiwanya adalah karena Nabi Musa As As, saat Mukhasafah / Dzikir agar diizinkan menembus batas antara manusia dan tuhan, sering meyaksikan Samudra_cahaya milik Allah, inilah sebabnya musa selalu berharap agar dirinya bisa lebur / larut dalam Samudra Cahaya-NYA Allah SWT.
Dan siapapun Ummat Muhammad SAW S.A.W., yang dalam jiwanya mampu dan kuat ditempati / bersemayam Nur Muhammad SAW, maka segala keni’matan hidup Dunia dan Akhirat telah dapat di temukannya, meskipun ia masih beradadi dunia.
Karena siapapun yang telah merasakan bahagianya berkomunikasi dengan Allah maka berarti, apapun yang ia perlukan akan dicukupi Allah dengan jalan / cara yang telah ditentukan Allah.

Semua uraian diatas telah dapat dirasakan oleh para sahabat Nabi S.A.W., dengan seyakin-yakinnya dan apapun yang diinginkan para sahabat Nabi terkabulkan oleh Allah Azza Wajalla. Tetapi para sahabat telah mengetahui batasan dalam implementasi tingkat Ma’rifatnya, jadi jika mereka ingin dinar dan dirham mereka tetap berusaha layaknya manusia, meskipun dengan tengadah tangan mereka tetap kenyang dan berlimpah. Namun mereka tetap malu kepada Allah jika berpangku tangan. ----------------

Pada setiap masa, Allah mengangkat derajat kewalian ummat Muhammad S.A.W.. Sebanyak 124,000 orang, jika mereka salah satunya wafat maka Allah seketika menggantikan mereka untuk tugas tugas yang sesuai dengan kapabilitas sang Wali.

Dan hingga hadirnya tulisan ini, thoriqot Mu’tabaroh diseluruh dunia ada 81 macam, semua Thoriqot itu berasal dari 2 jalur:
  • Sayyidina Abu Bakar Siddq,
  • Sayyidaina ‘Aly (Menantu Nabi S.A.W., suami dari Sayyidah Fathimah Azzahro`) dari sinilah lahir generasi ke 11 yang disebut AlMahdi, yang mengemban janji perdamaian dunia. Dan saat ini belum hadir dalam masyarakat duia, karena menunggu masa yang telah dijanjikan.
  (Kembali Lagi Kepada Thoriqot …)

Dalam diri manusia ada 46 sifat, 16 sifat yang harus di musnahkan dari setiap diri yang sedang suluk (prosesi menjalani Thoriqot) dan 30 sifat yang lain harus terus dijaga dan dipupuk hingga hati manusia selalu dapat merasakan dirinya hadir dihadapan Allah, atau Allah hadir dalam dirinya, 7kelompok sifat manusia tsb adalah:
1)     Amarah (bagiannya Ada 7 Sifat),
2)     Lawwamah (bagiannya Ada 9 Sifat),
3)     Mulhimah (bagiannya ada 7 Sifat),
4)     Muthmainnah (bagiannya Ada 6 Sifat),
5)     Rodhiyah (bagiannya Ada 6 Sifat),
6)     Mardhiyah (bagiannya Ada 8 Sifat),
7)     Kamilah (Sifat Paling Sempurna, bagiannya Ada 3 Sifat).

Jadi Semua Penghuni Hati Manusia Ada 7+9+7+6+6+8+3 = 46 Sifat. Yang sebenarnya 45 sifat, karena tingkat Rodhiyah dan mardhiyah “menepati janji” sama sama tercantum, maka hitungannya tetap 46, jika ada yg mengatakan 45, bukan masalah.

(Silakan merujuk pada halaman lain terkait definisi Thoriqot selengkapnya..)

Zaman Nabi S.A.W. dan khulafaur rosyidin, para pengamal suluk mendapat bimbingan langsung dari Nabi S.A.W., dan mereka masih bersuluk dalam batas keasliannya, hingga pada generasi setelahnya cara bersuluk selalu dimodifikasi dengan maksud efisiensi waktu dan mengejar kwalitas, diantara geneari setelah itu lahirlah para Sulthonul Aulia (para pemimpin wali) wali adalah kata tunggal, Aulia` adalah bentuk jamak. Diantara sulthonul aulia adalah:
1.  Syaikh abdul Qodir Jailani (Thoriqot Qodiriah),
2.  Syaikh bahauddin Naqsabandiy ( Thoriqot Naqsabandiyah),
3.  Syaikh Assydzily (Thoriqot Syadziliah),
4.  Syaikh Sammani (Thoriqot Samaniah)
5.  Dll, sampai 81 jenis thoriqot.

Semua thoriqot dan para sulthonul aulia, tujuannya sama yaitu memilih jalan yang bisa sampai kepada Allah, dan setiap pemimpin thoriqot pasti mengangkat kholifah untuk ditugaskan pada kawasan tertentu untuk membimbing para pelaku suluk agar hatinya cepat sampai kepada Allah.

Syaikh sammani setelah sempurna suluknya, dan berdasarkan pesan syaikh Bahauddin Naqsabandiy “siapapun pelaku suluk dalam thoriqotku jika sudah sampai pada derajat guru / mursyid, maka ia boleh memodifikasi cara suluknya”  sehingga kronologis suluk bisa dirasakan lebih mudah.

Setelah itu Syaikh Sammani menggabung lebih dari 4 thoriqot yang didapat dari para guru beliau, dengan harapan “berkahnya” merata dari masing masing jalur.

Isyarat Menjalani Thoriqot Untuk Kaum Muslimin Adalah (Surah Aljin Ayat 16, Juz 29):
Dan bahwasanya: jika mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).

Jalan yang lurus dalam ayat ini memakai kata “at thoriqoti” yaitu thoriqot. Dalam lisan kita adalah Tarekat, dan janji allah sesuai ayat ini adalah akan “diberi air yang banyak” air dalam ayat ini adalah kiasan, dan arti sesungguhnya adalah air dari samudra kaustar di lauhil mahfudz, yang hanya bisa di jangkau jika seseorang telah sampai kepada ma’rifat kepada allah, Sehingga semua penghalang telah sirna.

Dan apapun yang dikomunikasikan manusia dengan Tuhannya cukuplah dengan kata hatinya dalam berdzikir ditempat yang disukai oleh ummat Muhammad SAW. Samudra kautsar yang maha luas adalah tinta untuk menuliskan ilmu dalam semesta, jika ummat Muhammad SAW telah mampu mereguk air kautsar melalui hatinya, maka ilmu yang ada disemesta akan tersingkap baginya..

Dengan Ilmu, Apapun Harapan Manusia Akan Terwujud..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar