Jumat, 22 Juli 2011

Berkenalan Lebih Dalam Dengan 20 Pantangan Bisnis

Apa kabr semua?...  Artikel ini adalah kumpulan dari beberapa sumber.. Terimakasih juga untuk Para pemilik Artikel Aslinya semoga berguna bagi Pembaca di Tanah_Air....

Versi Pertama Dari Fauziah Arsiyanti (8 Pantangan Bisnis)
Anda telah menjalankan usaha? Atau Usaha mengalami kegagalan di tengah jalan? Itu sih, biasa. Sebab, tak selalu berarti usaha bisa langsung sukses, berjalan lancar, dan mulus. Justru Anda harus bisa belajar dari kegagalan, sehingga tahu di mana letak kesalahannya. Karena hal itu juga saya Alami... tapi kapok dengan gagalnya... dan ingin banget dengan suksesnya...
Berikut beberapa tips dari Fauziah Arsiyanti, SE. MM. Dip IFP, Adviser Personal Financial Services dari First Principal Financial Singapore agar tak terjadi kegagalan dalam berwirausaha:

1. Jangan Berutang. 
Sebetulnya, berutang atau meminjam modal ke bank tidak dianjurkan, apalagi dengan jaminan. Jika mampu membayar secara lancar, tentu tak akan jadi masalah. Bagaimana jika tiba-tiba usahanya gagal dan tak bisa mengembalikan pinjaman? Kalaupun harus meminjam ke bank, sebaiknya Anda sudah berpengalaman, berjiwa berani menghadapi risiko, dan jago membuat anggaran. Namun, jangan lakukan jika baru saja memulai usaha!
2. Jangan Ekspansi. 
Jangan serakah berekspansi! Jika modal awalnya hanya mesin jahit dan satu orang pegawai, sebaiknya berusaha dengan itu saja dulu. Jika order sudah meningkat, dan mampu membeli mesin jahit baru, lakukan ekspansi secara perlahan, dan jangan sampai salah strategi. Antisipasi kondisi kehidupan yang dapat tiba-tiba berubah. Jangan lupa, utamakan kekuatan diri .

3. Jangan Lupa Anggaran. 
Biasanya, perempuan lebih teliti dalam membuat anggaran. Meski terkadang lebih konsumtif, perempuan tetap tahu risikonya jika terus melakukan hal itu.
4. Jangan Konsumtif. 
Ketika akan memulai usaha, harus banyak menahan diri. Lupakan sejenak hobi belanja barang mewah dan mahal, termasuk arisan! Tentu harus ada yang dikorbankan, tapi bukan berarti memulai usaha menjadi sulit, lho! Dengan berwirausaha, anak-anak bisa lebih terawasi. Sehingga, pikiran tak terpecah antara bisnis dan keluarga.
5. Jangan Emosi. 
Be professional! Jika sedang ada masalah, jangan menerima klien bisnis dengan wajah cemberut. Hubungan dengan klien harus tetap terjaga, separah apa pun masalah Anda.
6. Jangan Takut Gagal. 
Pede saja dengan apa yang akan Anda dikerjakan. Yakinlah, produk yang Anda buat berkualitas bagus, halal, dan punya keunikan sendiri. Mulailah dari apa yang Anda punya, dan jangan takut gagal.
7. Jangan Campurkan Uang. 
Ini kendala yang paling sering terjadi. Akibat sibuk berwirausaha, lantas lupa mencatat semua anggaran, mulai dari memasukkan ongkos produksi, hingga salah mengatur target. Keuntungan usaha sebaiknya dimasukkan ke tabungan keuntungan, jangan dicampur uang lain. Kegagalan kerap terjadi akibat uang berputar terus, dan tak diketahui berapa laba yang didapat.
8. Jangan Salah Memberi Harga. 
Produk yang termasuk barang mewah, jangan diberi harga murah, meski modalnya kecil. Terkadang orang beranggapan, barang murah pasti kualitasnya jelek, padahal belum tentu. Jika sudah yakin dengan target pasarnya, Anda harus pede memberi harga mahal, dengan diimbangi jaminan kualitas produk yang bagus.
*****
( Dan yang berikut ini juga Nasehat Orang Tua bangsa Asia...)
Versi Kedua Dari Tao Zhu-Gong (12 Pantangan Bisnis)
Pantangan Bisnis Pertama:
Jangan lamur dan berpandangan sempit (wu bi lou)
Pantangan bisnis ini dapat dengan mudah dikontraskan dengan prinsip bisnis ke-12, yaitu kemampuan melihat jauh kedepan (neng yuan shu). Agar menjadi orang yang berpandangan jauh kedepan, orang harus memiliki cara pandang yang luas dan mampu menganalisa serta menghargai sesuatu secara keseluruhan. Sebaliknya orang yang lamur dan berfikiran sempit akan mencemaskan hal-hal yang kecil. Dia tidak mungkin memiliki cara pandang seperti helikopter yang sangat diperlukan ornag untuk melihat jauh dan membangun perspektif jangka panjang.
Pantangan Bisnis Kedua:
Jangan terlalu mengagungkan kebesaran. (wu xu hua)
Pantangan ini dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis ketiga, yaitu kemampuan berfokus pada bisnis (neng a n ye). Orang yang terlalu mengagungkan kebesaran cenderung mudah digoyahkan. Dia akan cenderung didikte oleh kejadian dan perubahan-perubahan, bukan mengendalikannya. Akibatnya, bisnisnya pasti kehilangan fokus, sehingga tidak mungkin ia membangun kompetisi inti perusahaannya.
Pantangan Bisnis Ketiga:
Jangan ragu-ragu. (wu you rou)
Pantangan bisnis ini dengan mudah dapat dikontraskan dengan prinsip bisnis ke-5, yaitu kemampuan bersikap tangkas dan fleksibel (neng min jie), dan prinsip ke-10 yaitu kemampuan mendiagnosa, menyambar peluang dan melawan ancaman (neng zhi ji). Apabila ornag rgau-ragu, dia tidak akan mungkin menangkap peluang walaupun sudah didepan mata. Disamping itu, dia juga tidak akan memapu merespon ancaman dengan cepat. Untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan untuk menyikapi ancaman dengan efektif, orna harus tangkas dan fleksibel.
Pantangan Bisnis Keempat:
Jangan malas (wu lan duo)
Ini merupakan pantangan bisnis yang cakupannya cukup luas, dapat dihubungkan dengan berbagai prinsip bisnis, misalnya, dengan prinsip bisnis ke-4, kemampuan mengorganisasikan (neng zheng dun). Organisasi yang efektif memerlukan kerja keras dan usaha. Kemalasan tentu menjadi penghalang. Bermalasan juga berlawanan dengan prinsip bisnis ke-5. Kemampuan bersikap tangkas dan fleksibel (neng min jie). Orang yang malas juga tidak akan mau menghabiskan waktu dan usaha untuk mendiagnosa peluang dan ancaman yang muncul di lingkungannya (neng zhi ji) yang merupakan prinsip bisnis ke-10. Terakhir, kemalasan juga dikontraskan dengan prinsip ke-11, kemampuan untuk memulai dan menjadi contoh (neng chang lu). Tidak diragukan lagi, untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses, kerja keras dan jiwa kepemimpinan yang patut dijadikan teladan merupakan kualitas yang penting. Tidak ada ruang untuk diam berpangku-tangan.
Pantangan Bisnis Kelima:
Jangan keras kepala (wu gu zhi)
Keras kepala menunjukkan ketidakluwesan, ketidakmauan untuk berubah dan menyesuaikan diri. Karena itu, pantangan bisnis ini dapat dikontraskan dengan prinsip bisnis ke-5 yaitu kemampuan bersikap tangkas dan fleksibel (neng min jie), dan prinsip bisnis ke-10, kemampuan mendiagnosa peluang dan ancaman (neng zhi ji). Orang yang keras kepala tidak akan mungkin mengenali peluang dan ancaman yang akan datang, apalagi untuk mengambil tindakan pencegahan. Dari perspektif lain, orang yang keras kepala juga tidak mungkin menjadi pemimpin yang baik. Karena itu, pantangan bisnis kelima ini, seperti pantangan bisnis sebelumnya, juga dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis ke-11, kemampuan untuk memulai dan menjadi contoh (neng chang lu).
Pantangan Bisnis Keenam:
Jangan terlalu argumentatif (wu qiang bian)
Pantangan bisnis ke enam ini dengan mudah dapat di gunakan untuk mendukung prinsip bisnis ke-8, kemampuan berbicara (neng bian lun). Seorang pengusaha memang perlu memiliki kepandaian berbicara agar dapat memanangkan perdebatan, adu pendapat dan kesepakatan bisnis. Tetapi jika ia terlalu argumentatif, hasilnya akan berbeda. Terutama, apabila ia bersikukuh mempertahankan pendapat dan pandangan pribadinya, tanpa didasari fakta dan bukti kongkrit. Hal seperti ini bisa membuat teman-teman, pelanggan serta kontrak bisnisnya menjauh. Seorang yang terlalu argumentatif mudah disalahmengerti sebagai orang yang kasar, tidak sopan, dan tidak berperasaan. Ini semua merupakan faktor negatif yang dapat mempengaruhi hubungan bisnis. Pada akhirnya, perlu dicamkan bahwa seseorang tidak harus selalu memenangkan perdebatan. Sebaliknya, orang harus belajar kapan harus menang dan kapan harus mundur dengan keanggunan.
Pantangan Bisnis Ketujuh:
Jangan mudah membuka diri (wu qing chu)
Ada berbagai cara untuk menafsirkan apa yang dimaksud dengan mudah membuka diri. Dalam mengelola bisnis, orang tidak boleh mengembangkannya dengan serampangan karena hal itu dapat menyebabkan meningkatnya kerentanan, dan membuat perusahaan kehilangan fokus terhadap inti bisnisnya. Dilihat dari perspektif diatas, pantangan bisnis ini dapat dihubungkan dengan prinsip binsis ke-3, kemampuan memusatkan usaha (neng an ye). Dari sudut pandang finansial, pada bagian akutansi penagihan, tidak perlu memberikan posisi simpatik perusahaan terhadap keterlambatan pembayaran, juga tidak perlu membeberkan informasi keuangan perusahaan. Karena itu, pantangan bisnis ini juga dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis ke-6, kemampuan menagih pembayaran (neng tao zhang).
Pantangan Bisnis Kedelapan:
Jangan rakus akan pinjaman (wu tan she)
Dalam perspektif finansial, prinsip bisnis ini dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis ke-3, kemempuan untuk berfokus pada usaha (neng an ye), dan berlawanan dengan prinsip bisnis ke-6, kemampuan menagih pembayaran (neng tao zhang). Jika pengusaha tidak mengetahui cara agar tetap terfokus, dia akan mudah dipengaruhi oleh bermacam hal yang kelihatannya seperti peluang bisnis yang besar. Dalam semangat yang berlebihan untuk berkembang, dia mungkin ingin mengambil pinjaman yang tidak perlu sehingga terlalu membebani keuangan perusahaan, apalagi jika kredit tersedia dengan mudah. Menggunakan kredit dalam bisnis tidaklah salah, bahkan sudah merupakan cara yang biasa dalam transaksi bisnis. Tantangan sebenarnya dalam menggunakan fasilitas kredit adalah kemampuan untuk menanganinya. Disinilah pentingnya perancanaan dana cair. Karena itu, pengusaha yang mampu menagih pembayaran biasanya menghargai pentingnya perencanaan kas serta dampaknya terhadap operasional perusahaan. Kemungkinan besar, dia akan cenderung lebih bijaksana dalam menggunakan kredit.
Pantangan Bisnis Ke Sembilan:
Jangan terlibat dalam persaingan yang tidak perlu (wu zheng qu)
Apabila hurup Cina (wu zheng qu) digunakan untuk menggambarkan sesorang, maka gambaran yang ditunjukkan adalah orang yang mudah tergoda dan suka melibatkan diri dalam berbagai tindakan. Secara umum melukiskan orang-orang yang suka menjadi pusat perhatian dan mengagungkan kebesaran (pantangan bisnis ke-2). Jadi, pantangan bisnis ini berlawanan dengan prinsip bisnis ke-3, kemampuan berfokus pada usaha (neng an ye). Seorang pengusaha yang sangat terfokus tidak akan mudah tergoda dan bergegas masuk ke dalam pertempuran dengan kompetitornya.
Pantangan Bisnis Kesepuluh:
Jangan melemahkan simpanan dan surplus (wu bo xu)
Prinsip ini sangat berhubungan dengan prinisip bisnis ke-6, kemampuan menagih pembayaran (neng tao zhang). Jika perusahaan mampu menagih dengan tegas, maka perusahaan akan mampu menyimpan lebih banyak, dan mengakumulasikan surplus untuk mengembangkan bisnisnya. Pantangan ini bisa juga dihubungkan dengan prinsip bisnis ke-12, kemampuan melihat jauh ke depan (neng yuan shu). Bisnis harus terdorong untuk tumbuh dan bertahan dalam waktu yang panjang. Pengusaha yang berwawasan kedepan akan mengetahui pentingnya membangun surplus agar dapat digunakan saat muncul berbagai peluang bisnis. Surplus juga diperlukan untuk mengatasi masa-masa sulit yang bisa muncul kapan saja, dari waktu ke waktu.
Pantangan Bisnis Kesebelas:
Jangan abaikan perubahan kondisi dan trend bisnis (wu mei shi)
Pantangan ini jelas berhubungan dengan prinsip bisnis ke-10, kemampuan untuk mendiagnosa peluang dan ancaman (neng zhi ji). Apabila trend dan kondisi bisnis berubah, pengusaha yang bijak pasti segera menganalisis implikasinya. Apa peluang yang muncul dan ancaman yang harus dihadapi, sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. Jika ia terlalu lamban, dia tidak hanya akan kehilangan peluang yang ada, tetapi ia juga bisa ditimpa oleh ancamannya. kemampuan untuk mengetahui trend dan kondisi bisnis, dalam jangka pendek maupun jangka panjang, merupakan keunggulan pengusaha yang mempu melihat jauh ke depan, seperti yang tergambar dalam prinsip bisnis ke-12 (neng yuan shu). Dia mengetahui bahwa agar bisnisnya tumbuh pesat, perusahaan tidak hanya harus beroperasi dalam lingkungan yang sangat dinamis dan berubah-ubah, tetapi ia juga harus berinteraksi dengan kondisi tersebut.
Pantangan Bisnis Keduabelas:
Jangan terlalu mengandalkan produk yang ada (wu chi huo)
Terlalu mengandalkan produk yang ada menunjukkan bahwa anda berasumsi trend dan kondisi bisnis , termasuk selera dan keinginan konsumen, tidak akan berubah. Sehingga pada saat perubahaan tersebut terjadi, perusahaan akan menghadapi stok produk lama yang melimpah, ancaman kadaluarsa dan ketinggalan zaman. Terlalu percaya akan produk yang ada, juga dapat membuat perusahaan buta akan peluang keuntungan yang bisa didapat dari produk-produk baru yang lebih baik. Yang jelas, salah satu cara menghindari hal ini adalah dengan menerapkan prinisp bisnis ke-9; kemampuan unggul dalam pembelian (neng ban huo).
Cat.: Dari Berbagai sumber..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar